Mengamati Gaya Belajar Siswa
Dalam memberikan materi pelajaran, guru tidak hanya harus
menguasai bahan ajar. Seorang guru profesional dituntut untuk terus
mengembangkan kemampuan mengajar. Memberikan variasi dan mediasi yang
berbeda, merupakan salah satu contohnya. Ini bertujuan, agar siswa
tidaklah merasa jenuh atau bahkan merasa tidak nyaman dalam menerima
pelajaran. Selain itu, seorang guru pun harus mampu membaca gaya belajar
siswa. Dengan demikian guru dapat menentukan model pembelajaran seperti
apakah yang tepat.
DePorter dan Hernacki, mendefinisikan gaya belajar sebagai
bentuk kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Dalam
prosesnya, murid, tidaklah selalu sama dalam gaya belajarnya. Disini,
gaya belajar dapat di bagi menjadi tiga jenis, yaitu, Visual (Visual
Learners), Auditori (Auditory Learners) dan Kinestetik (Kinesthetic
Learners).
Visual. Pembelajar dengan gaya visual akan
lebih baik menyerap informasi yang didapatkan melalui gambar, video,
grafis, dan teks buku. Orang-orang dengan tipe ini akan mendapatkan
keuntungan ketika informasi disajikan melalui proyektor, papan tulis,
dalam sebuah kertas, atau buku. Dapat dikatakan, mereka yang memiliki
gaya belajar seperti ini, membutuhkan sesuatu untuk mereka amati, baru
mereka dapat memahami apa yang sedang dipelajari. Mereka sangat senang
jika belajar dengan metode yang berbentuk percobaan atau mengunakan alat
peraga.
Auditori. Kebalikannya dari gaya belajar
visual. Murid yang memiliki gaya belajar auditori, lebih senang
mendengarkan. Mereka dapat memahami lebih cepat materi yang diberikan
dengan mendengar langsung dari sumbernya, dalam hal ini guru. Cirinya,
mereka memiliki daya ingat yang kuat. Selain itu, mereka juga sangat
senang berdiskusi dalam kelompok kecil atau pun di kelas.
Kinestetik. Gaya ini, memiliki
kecenderungan unik. Karena siswa yang memiliki gaya belajar ini, meraka
dapat mengetahui suatu informasi hanya dengan menyentuh suatu objek. Hal
ini membuat, tangan mereka akan selalu aktif dalam belajar. Karena,
tangan itu dijadikan oleh mereka sebagai alat penerima informasi atau
materi. Tak heran, jika senang mengajar, terkadang ada siswa yang
mendengarkan materi yang diberikan, namun tangannya sibuk menggambar.
Siswa yang memiliki gaya belajar seperti ini, suka sekali dengan
pembelajaran yang bersifat percobaan. Karena mereka bisa langsung
berinteraksi dengan objeknya.
Gaya belajar seperti di atas, haruslah dipahami oleh
seorang guru. Sehingga, model pembelajarannya pun dapat tepat pada
sasaran. Dengan demikian, seorang guru tidak boleh hanya berpegang pada
satu model pembelajaran. Selain itu, seorang guru pun harus mampu
melakukan variasi dalam proses pembelajarannya. Seperti kata pepatah,
long life education. Murid belajar untuk memahami materi, guru pun
belajar untuk terus mengkreasikan pemberian materi pelajaran.
0 comments:
Post a Comment